Senin, 12 April 2010

laporan faal ku yang pertama kali

LAPORAN PRAKTIKUM PSIKOLOGI FAAL
Nama Mahasiswa : Yundia Metalia
NPM : 16509653
Tanggal Pemeriksaan : 31 Maret 2010 Nama Asisten : Diah

Paraf Asisten :

Percobaan : Indra Penglihatan
Nama Percobaan : Refleks ( reaksi ) Pupil
Nama Subjek Percobaan : Yulianti
Tempat Percobaan : Laboratorium Psikologi Faal

a. Tujuan Percobaan :Untuk memahami reaksi – reaksi yang terjadi pada pupil mata.
b. Dasar teori :pupil adalah celah lingkaran yang dibuat oleh iris, dibelakang iris terdapat lensa. Pupil dapat mengecil pada saat akomodasi dan konveksi. Akomodasi adalah kemampuan lensa untk mencembung akibat kontraksi otot siliaris. Otot siliaris atau otot polos dapat merenggang dan mengendorkan selaput yang menggantungkan lensa. Akomodasi dapat membuat pembiasan lensa bertambah kuat. Selain itu juga terjadi sumbu penglihatan dan kontriksi pupil apabila melihat benda yang sangat dekat. Bisa saja terjadi reflex apabila yang disenter adalah mata kiri, yang meredup mata kanan, itu terjadi karena adanya kiasma optikus ( persilangan bawah otak ). Ditempat yang gelap dimana intensitas cahayanya kecil maka pupil akan membesar, agar cahaya dapat lebih banyak masuk kemata. Ditempat yang sangat terang dimana intensitas cahayanya cukup tinggi atau besar maka pupil akan mengecil, agar cahaya lebih sedikit masuk kemata, bila mata diarahkan kesalah satu mata pupil akan berkontraksi, kejadian tersebut dinamakan refleks pupil atau refleks cahaya pupil Refleks pupil dapat dilihat dari mengecil dan membesarnya pupil.
c. Alat yang digunakan :Senter, cermin, tabung dari kertas sepanjang dengan lubang pada dasarnya.
d. Jalannya Percobaan :senter dinyalakan dan cahayanya diarahkan ke mata seseorang. Kemudian kita memperhatikan pupil mata yang terkena cahaya senter dan mata yang tidak terkena cahaya dari senter.
e. Hasil Percobaan :mata yang etrkena cahaya senter secara tiba-tiba pupil akan mengecil dengan cepat dan iris akan mendekat dengan cepat pula. Dan mata yang tidak terkena cahaya dari senter, pupilnya pun akan mengecil, tetapi pupilnya mengecil secara perlahan atau lambat dan irisnya akan mendekat lambat juga .
f. Kesimpulan :pupil mata tergantung iris (semacam otot kecil). Iris akan mendekati jika cahaya masuk terlalu terang , sebaliknaya iris akan menjauh jika cahaya redup. Jika mata tidak siap saat terkena cahaya maka pupil akan mengecil atau redup secara langsung, kalau siap pupil akan mengecil atau meredup secara perlahan. Bias saja terjadi reflek dari senter mata kiri yang meredup adalah mata kanan, karena adanya kiasma optikus (persilangan bawah otak .
g. Daftar Pustaka :Chierta ,2008,laporan psikologi faal, http://one.indoskripsi.com , 3 april 2010
Puspita Ira,1999.psikologi faal,Depok: universitas Gunadarma
Adil. M.I.Ellyzar,2009,system indra penglihatan.(Ms. Power point), FMIPA Biologi Depok:Universitas Indonesia.




LAPORAN PRAKTIKUM PSIKOLOGI FAAL

Percobaan : Indra Penglihatan

Nama Percobaan : Visus ( ketajaman )

Nama Subjek Percobaan : Yundia Metalia

Tempat Percobaan : Laboratorium Psikologi Faal


a. Tujuan Percobaan :Untuk mengetahui ketajaman penglihatan seseorang.
b. b. asar Teori :Visus adalah ketajaman penglihatan, sebuah khusus dimana tergantung dari ketajaman focus retina dalam bola mata. Untuk menghasilkan detail penglihatan, system optic mata harus memproyeksikan gambaran yang focus pada fovea, di dalam macula yang memiliki densitas tertinggi akan fotoreseptor konus/kerucut sehingga memiliki resolusi tertinggi dan penglihatan warna terbaik. Ketajaman dan penglihatan warna sekalipun dilakukan oleh sel yang sama, memiliki fungsi fisiologis yang berbeda dan tidak tumpang tindih kecuali dalam hal posisi. Ketajaman dan penglihatan warna dipengaruhi secara bebas oleh masing-masing unsure. Perkembangan yang normal dari ketajaman visus tergantung dari input visualyang menhalangi input visual diusia muda. Penurunan tajam penglihatan direfleksikan dalam berbagai macam abnormalis pada sel-sel di korteks visual. Perubahan-perubahan ini meliputi penurunan yang nyata akan jumlah sel-sel yang terhubung pada kedua bola mata, yang bermanifestasi ebagai hilangnya penglihatan binocular dan kedalaman streopsis. Visus sangat dipengaruhi oleh sifat pisis mata. oberasi ( kegagalan sinar untuk berkonvergensi atau bertemu di 1 titik focus setelah melalui suatu system optic ), besarnya pupil, komposisi cahaya, mekanisme akomodasi, elastisitas otot. Untuk dapat melihat benda, stimulus ( cahaya) harus jatuh di reseptor dalam retina yang selanjutnya diteruskan ke pusat penglihatan ( fovea sentralis ) dan diperlukan ke tajaman penglihatan. Bila kita melihat satu benda dengan kedua belah mata maka benda tersebut dapat terlihat dengan baik karena jatuh di titik identik, tetapi bila bola mata diganggu maka akan terlihat benda rangkap ( diplopia ) karena tidak jatuh dititik identik. Semakin kecil dan rapat sel kerucut, maka semakin kecil minimum separabel
c. Alat Yang Digunakan :Optotype snellen
d. Jalannya Percobaan :Objek mengambil jarak 3,5m dari optotype snellen dan ditempelkan ditembok lalu tutup salah satu mata dengan tangan, seperti contohnya tutup mata kanan dengan tangan dan juga sebaliknya mata sebelah kiri lalu lihat dan baca huruf-huruf tersebut untuk mengetahui apakah mata normal atau tidak.
e. Hasil Percobaan :Dengan jarak 3,5m maka skala mata kanan dan kiri memperoleh skala 15 yaitu termasuk mata normal. Pada visus (ketajaman mata) ini memiliki rumus yaitu V= d/D ket: V = Visus, d = Jarak optotype snellen dengan subjek, D = skala sejauh mana mata normal masih bisa melihat atau membaca.
f. Kesimpulan :penglihatan ketajaman tergantung pada focus retina dalam bola mata. Ketajaman penglihatan tergantung oleh diameter pupil Untuk mendapatkan penglihatan yang detail, maka optic mata harus bisa memproyeksikan gambaran yang focus pada fovea.
h. Daftar Pustaka : Chierta ,2008,laporan psikologi faal, http://one.indoskripsi.com , 3 april 2010
Puspita Ira,1999.psikologi faal,Depok: universitas Gunadarma
Adil. M.I.Ellyzar,2009,system indra penglihatan.(Ms. Power point), FMIPA Biologi Depok:Universitas Indonesia.
LAPORAN PRAKTIKUM PSIKOLOGI FAAL
Percobaan : Indra Penglihatan
Nama Percobaan : Diplopia ( Benda Rangkap )
Nama subjek Percobaan : yundia metalia
Tempat Percobaan : Laboratorium Psikologi Faal

a. Tujuan Percobaan :Untuk membuktikan terjadinya diplopia atau adanya titik – titik disparant yang memberikan kesan rangkap ( model ).
b. Dasar Teori :Diplopia atau penglihatan ganda adalah suatu gangguan Penglihatan dimana objek terlihat dobel atau ganda. Diplopia binokular adalah penglihatan ganda yang apabila melihat dengan kedua mata dan menghilang bila salah satu mata ditutup. Ini diakibatkan oleh gangguan pergerakan otot bola mata. Diplopia monocular adalah penglihatan yang hanya terjadi pada satu mata. Penglihatan akan menjadi ganda apabila salah satu mata ditutup. Ini akibat dari gangguan lengkungan kornea dan kurangnya produksi air mata. Disparant adalah titik-titik garis benda bayangan yang tidak sejelas benda aslinya. Kesan rangkap atau double terjadi karena titik idientik ( bintik kuning ) fovea nasalis diganggu atau adanya pergeseran letak bintik kuning saat pelupuk mata ditekan. Selain bintik kuning terdapat bintik buta ( blind spot ), karena daerah ini tidak peka terhadap cahaya karena tidak ada sel batang dan sel kerucut. Sel batang untuk melihat cahaya redup ( remang-remang ), sedangkan sel kerucut untuk siang hari dan warna. Bola mata dipegang oleh 2 otot yaitu otot rectus dan oblique. Otot rectus terdiri dari superior, inferior, lateris ,dan medialis, sedangkan oblique terdiri dari superior dan inferior.
c. Alat Yang Digunakan :Pulpen
d. Jalannya Percobaan :Ambil sebuah pulpen lalu hadapkan pulpen didepan wajah dan dekatkan pulpen secara perlahan – lahan, atau tekan pelupuk salah satu mata dengan secara perlahan.
e. Hasil Percobaan :benda terlihat rangkap (lebih dari satu). Hal itu terjadi karena benda tidak jatuh pada bintik kuning
f. Kesimpulan :kesan rangkap atau dobel terjadi karena titik identik (bintik kuning/fovea nasalis) diganggu atau adanya pergeseran letak bintik kuning saat pelupuk mata ditekan.
i. Daftar Pustaka : Chierta ,2008,laporan psikologi faal, http://one.indoskripsi.com , 3 april 2010
Puspita Ira,1999.psikologi faal,Depok: universitas Gunadarma
Adil. M.I.Ellyzar,2009,system indra penglihatan.(Ms. Power point), FMIPA Biologi Depok:Universitas Indonesia.

g.















LAPORAN PRAKTIKUM PSIKOLOGI FAAL

Percobaan : Indra Penglihatan
Nama Percobaan : Buta Warna dengan Uji Stiling
Nama Subjek Percobaan : Yundia Metalia
Tempat Percobaan : Laboratorium Psikologi Faal


a. Tujuan Percobaan :Untuk mengetahui apakah seseorang mengalami buta warna.
b. Dasar Teori :Buta warna adalah kelainan yang disebabkan oleh ketidakmampuan sel-sel kerucut mata untuk menagkap suatu spectrum warna tertentu akibat factor genetis. Kelainan genetic ada 2 yaitu buta warna permanen dan buta warna temporer. Buta warna permanen adalah tidak dapat melihat warna ( merah, biru, hijau) yang terlihat hanyalah warna abu-abu dan putih, sedangkan buta warna temporer adalah tidakdapat membedakan warna merah tua, merah darah, merah tomat , merah cabai, dan merah muda. Buta warna merupakan kelainan genetik / bawaan yang diturunkan dari orang tua kepada anaknya, kelainan ini sering juga disebaut sex linked, karena kelainan ini dibawa oleh kromosom X. Artinya kromosom Y tidak membawa faktor buta warna. Hal inilah yang membedakan antara penderita buta warna pada laki dan wanita. Seorang wanita terdapat istilah 'pembawa sifat' hal ini menujukkan ada satu kromosom X yang membawa sifat buta warna. Wanita dengan pembawa sifat, secara fisik tidak mengalami kelalinan buta warna sebagaimana wanita normal pada umumnya. Tetapi wanita dengan pembawa sifat berpotensi menurunkan faktor buta warna kepada anaknya kelak. Apabila pada kedua kromosom X mengandung faktor buta warna maka seorang wanita tsb menderita buta warna. Saraf sel di retina terdiri atas sel batang yang peka terhadap hitam dan putih, serta sel kerucut yang peka terhadap warna lainnya. Buta warna terjadi ketika syaraf reseptor cahaya di retina mengalami perubahan, terutama sel kerucut. Buta warna sendiri dapat diklasifikasikan menjadi 3 jenis yaitu trikromasi, dikromasi dan monokromasi. Buta warna jenis trikomasi adalah perubahan sensitifitas warna dari satu jenis atau lebih sel kerucut. Ada tiga macam trikomasi yaitu: Protanomali yang merupakan kelemahan warna merah, Deuteromali yaitu kelemahan warna hijau, Tritanomali (low blue) yaitu kelemahan warna biru. Jenis buta warna inilah yang paling sering dialami dibandingkan jenis buta warna lainnya. Dikromasi merupakan tidak adanya satu dari 3 jenis sel kerucut, tediri dari: protanopia yaitu tidak adanya sel kerucut warna merah sehingga kecerahan warna merah dan perpaduannya berkurang, deuteranopia yaitu tidak adanya sel kerujut yang peka terhadap hijau, dan tritanopia untuk warna biru. Sedangkan monokromasi ditandai dengan hilangnya atau berkurangnya semua penglihatan warna, sehingga yang terlihat hanya putih dan hitam pada jenis typical dan sedikt warna pada jenis atypical. Jenis buta warna ini prevalensinya sangat jarang. Sel kerucut yang dipunyai manusia pada mata hanya dapat melihat 3 warna yaitu hijau, merah, biru atau hijau, merah, kuning. Sedangkan sel batang hanya dapat melihat warna hitam, putih, dan abu – abu. Ada beberapa property umum dari warna yakni hue, saturation, dan value. hue secara sederhana bisa diartikan sebagai nama/ragam warna. Lebih spesifik hue adalah warna yang dipantulkan atau ditransmisikan oleh obyek. contoh warna yang kita sebut merah, hijau, kuning, dan sebagainnya saturation dapat diartikan pada tingkat kemurnian warna (terkadang disebut juga sebagai chroma), dimana nilainya dihitung dari berapa banyaknya warna abu-abu yang terdapat pada warna dengan satuan %. Saturasi 0% berwarna abu2 (desaturated) dan 100% menjadi warna yang sangat murni / cerah (saturated). value (brightness/lightness) adalah nilai gelap terang warna yang biasanya dinilai dengan ukuran persen, dimana 0% = hitam dan 100% = putih.
c. Alat yang Digunakan :Buku stilling istihara dan Buku Istihara 1.
d. Jalannya Percobaan :menyebutkan angka yang berada didalam buku stilin Istihara dan stiling istihara 1 yang juga dimasukkan warna untuk menentukan seseorang buta warna atau tidak dengan melihat angka yang disisipkan warna.
e. Hasil Percobaan :Didalam buku stiling dapat terlihat angka – angka yang muncul yang dicampur dengan warna – warna. Bagi orang yang tidak buta warna akan melihat sebuah angka pada stiling istihara sedangkan orang yang buta warna tidak bisa melihat angka – angka didalam stiling istihara. Kartu distorsi pada stiling istihara terdapat pada kartu 9, 8, 11, 14. Sedangkan pada kartu istihara yaitu terdapat pada 1 dan 3. Kartu distorsi disebut juga kartu pengganggu atau kartu istirahat.
f. Kesimpulan :buta warna diakibatkan oleh kurangnya kemampuan Sel kerucut dan sel batang untuk menagkap cahaya. Buta warna genetic ada 2 yaitu buta warna permanen dan buta warna temporer. Akromatisme adalah buta warna total, yaitu tidak dapat melihat semua warna. Diakromatisme adalah buta warna tidak sempurna. Deutrinophia adalah kehilangan sel kerucut hijau. Protanophia adalah kehilangan sel kerucut merah. Tritanophia adalah kehilangan sel kerucut biru atau kuning.
j. Daftar Pustaka : Chierta ,2008,laporan psikologi faal, http://one.indoskripsi.com , 3 april 2010
Puspita Ira,1999.psikologi faal,Depok: universitas Gunadarma
Adil. M.I.Ellyzar,2009,system indra penglihatan.(Ms. Power point), FMIPA Biologi Depok:Universitas Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar