Internet kelihatannya memberikan kebebasan komunikasi dan pertukaran informasi tanpa batas. Akan tetapi bahaya membayangi mereka yang mengakses internet dengan naif. Barangsiapa sering chatting atau berbelanja secara virtual, paling tidak terancam bahaya pencurian data personal. Yang paling mengerikan adalah pencurian data kartu kredit. Karena suatu waktu tiba-tiba tagihan kartu kredit akan melonjak secara fantastis, padahal sebagai pemilik, anda tidak melakukan transaksi apapun. Siapapun, bila anda pengguna internet, dan pernah melakukan transaksi online, atau chatting, atau tukar menukar alamat e-mail, berarti anda terancam bahaya pencurian data pribadi ini. Secara teoritis, semua pengguna internat di dunia, yang saat ini jumlahnya sekitar 407 juta orang, terancam bahaya pencurian data pribadi. Juga empu komputer saat ini, Bill Gates, pendiri Microsoft tidak bisa menghindar dari serangan para pencuri data ini. Bayangkan, jika markas besar Microsoft atau data pribadi Bill Gates, yang pasti dilindungi berbagai program anti hacker paling canggih-pun bisa dibobol, apalagi data pribadi kita sebagai pengguna naif internet, pasti dengan mudah dapat dicuri. Pencurian data kartu kredit paling senasional dialami Bill Gates beberapa minggu lalu. Seorang hacker yang merasa tertantang oleh sistem pengamanan data Microsoft, berhasil mencuri data personal dan data kartu kredit mahaguru komputer ini. Sebagai bukti keberhasilannya, hacker ini memesan ratusan pil Viagra atas nama Bill Gates dan mengirimkannya ke markas besar Microsoft. Yang paling jahat adalah perilaku perusahaan atau organisasi kriminal yang mencuri data sebanyak-banyaknya untuk keuntungan sendiri. Sedikitnya 750.000 pengguna internet di Amerika Serikat pernah mengalami pencurian data dan kerugian harta benda akibat penyalah gunaan data. Pencurian data semakin menjadi kecenderungan yang mudah terjadi, karena perilaku pengguna internet itu sendiri. Penelitian menunjukan, dari 50 pengguna internet, 48 diantaranya secara rutin mengakses situs-situs komersial atau situs porno. Secara tidak disadari berbagai data pribadi maupun kebiasaan pengguna internet diawasi. Situs-situs porno biasanya menjebak para pengintipnya untuk memberikan alamat e-mailnya dengan iming-iming akses gratis. Atau juga yang meminta bayaran sangat murah via kartu kredit. Dengan cara seperti itu pengakses situs-situs porno sadar atau tidak, secara sukarela memberikan data pribadinya maupun data kartu kreditnya. Perusahaan yang hendak menangguk untung sebanyak-banyaknya memilah-milah data, dan semakin jauh menjerat para pengguna internet yang naif semacam itu. Profesor Herbert Kubicek, pakar informatika terapan dari Universitas Bremen mengatakan, dahulu di Jerman dilancarkan protes atas sensus penduduk. Kini para pengguna internet secara sukarela memberikan data pribadinya. Inilah masyarakat yang disebut Prof, Kubicek sebagai "konsumen yang telanjang". Mereka menentang sensus penduduk, karena takut datanya disalahgunakan oleh negara. Tapi kini memberikan data pribadi, bahkan data kartu kreditnya secara sukarela, baik karena iming-iming tertentu maupun lewat bisnis virtual. Terhadap konsumen yang telanjang seperti itu, para produsen kini menawarkan barang atau jasa yang sudah disesuaikan dengan kebutuhan maupun kebiasaan konsumennya. Pakar perlindungan konsumen Jerman, prof. Heiko Steffens sudah meramalkan bahaya bisnis virtual ini sejak tahun 1995. Disebutkannya, ketika belanja virtual, para konsumen meninggalkan jejak berupa data pribadi maupun data lainnya. Dengan mengolah datanya secara cerdik, perusahaan atau penyedia jasa dapat meraup keuntungan dari pemasarannya. Juga lalu lintas e-mail menjadi sarana penting bagi penyadapan data. Dewasa ini hampir seluruh pengguna internet memiliki alamat e-mail sendiri. Untuk memperoleh sebuah alamat e-mail juga amat mudah, yakni mengisi formulir data diri dan dalam waktu beberapa detik alamat diberikan. Sepertinya gratis, padahal alamat itu ditukar dengan data personal kita. Kini setiap provider penyedia sarana e-mail dengan mudah dapat memonitor kebiasaan pelanggannya. Kini bukan hanya internet, namun juga telefon genggam mampu mengirim dan menerima pesan tertulis. Selain itu mulai muncul telefon genggam generasi baru, yang mampu melakukan transaksi. Para konsumen semakin telanjang di depan mata produsen dan penyedia data. Sistem perlindungan data nasional diyakini sudah lama mati. Sebab warga negara kini secara sukarela memberikan data pribadinya. Untuk mencegah bahaya lebih lanjut, para pengguna internet maupun telefon genggam kini disarankan lebih hati-hati. Akan tetapi disebutkan, dalam dunia modern yang online semua tanpa batas dan seolah telanjang tanpa pelindung apapun.
sumber : kelas-mikrokontrol.com/jurnal/iptek/bagian-2/pencurian-data-pribadi-secara-online.html
Kamis, 06 Januari 2011
File sharing dan Piracy
Legalitas samping, kebenaran yang tak terhindarkan adalah file sharers di Internet saat ini memberikan sebuah produk unggulan untuk apa yang Anda dapat membeli dari mana Anda seharusnya.
This isn't to condone piracy, and file sharing is not just about the free ride. Ini bukan untuk membenarkan pembajakan, dan file sharing bukan hanya tentang perjalanan gratis. Let's consider for a moment the available options for enjoying a feature film in the comfort of your own home: Mari kita pertimbangkan sejenak pilihan yang tersedia untuk menikmati sebuah film dalam kenyamanan rumah Anda sendiri:
1. Rented or purchased DVDs are region-locked, riddled with DRM and often require viewers to sit through ads for other DVDs before they can get to the content they want to watch. Disewa atau DVD dibeli daerah-terkunci, penuh dengan DRM dan sering membutuhkan pemirsa untuk duduk melalui iklan untuk DVD lain sebelum mereka bisa mendapatkan untuk konten yang mereka ingin menonton.
2. Movies or TV shows downloaded from the Internet are DRM-free, have no geographical restrictions or arbitrary file limits and can be enjoyed on a portable media device, personal computer or even this cheap and cheerful set-top box from Western Digital: Film atau TV show download dari Internet adalah DRM-bebas, tidak memiliki batasan geografis atau batas file sewenang-wenang dan bisa dinikmati pada perangkat media portabel, komputer pribadi atau bahkan ini murah dan ceria -top box set dari Western Digital:
3. Dalam dunia hal musik yang sedikit lebih baik, karena ukuran file yang lebih kecil memungkinkan file-sharing pada hari-hari koneksi dial-up dan mendapat perhatian industri musik yang lebih cepat. Yet even today the iTunes Music Store still sells files with DRM, and DRM-free storefronts like the excellent 7digital are still subject to the same region/market restrictions imposed by the music industry. Namun, bahkan hari ini iTunes Music Store masih menjual file dengan DRM, dan depan toko-toko bebas DRM seperti yang sangat baik 7digital masih tunduk pada daerah yang sama pembatasan pasar / dipaksakan oleh industri musik. Meanwhile, MP3 search engines can find virtually any song you'd ever want from any artist anywhere in the world. Sementara itu, mesin pencari MP3 dapat menemukan hampir semua lagu yang pernah inginkan dari setiap artis manapun di dunia.
4. If it's starting to sound like I'm excusing theft here it's only because the traditional media companies have fallen so very far behind in delivering what their customers actually want. Jika mulai terdengar seperti aku memaafkan pencurian sini hanya karena media tradisional perusahaan telah jatuh sehingga sangat jauh tertinggal dalam menyampaikan apa yang pelanggan mereka benar-benar inginkan. In fact, their very business model is set up to fail in the digital age. Bahkan, model bisnis yang sangat mereka dibentuk untuk gagal dalam era digital. In his book The Future of the Internet–And How to Stop It Dalam bukunya Masa Depan Internet-Dan Cara Berhenti Ini Jonathan Zittrain scored a telling quote from a movie industry executive: Jonathan Zittrain mencetak kutipan menceritakan dari seorang eksekutif industri film
Sumber : openattitude.com/2010/01/05/file-sharing-piracy-or-activism/
This isn't to condone piracy, and file sharing is not just about the free ride. Ini bukan untuk membenarkan pembajakan, dan file sharing bukan hanya tentang perjalanan gratis. Let's consider for a moment the available options for enjoying a feature film in the comfort of your own home: Mari kita pertimbangkan sejenak pilihan yang tersedia untuk menikmati sebuah film dalam kenyamanan rumah Anda sendiri:
1. Rented or purchased DVDs are region-locked, riddled with DRM and often require viewers to sit through ads for other DVDs before they can get to the content they want to watch. Disewa atau DVD dibeli daerah-terkunci, penuh dengan DRM dan sering membutuhkan pemirsa untuk duduk melalui iklan untuk DVD lain sebelum mereka bisa mendapatkan untuk konten yang mereka ingin menonton.
2. Movies or TV shows downloaded from the Internet are DRM-free, have no geographical restrictions or arbitrary file limits and can be enjoyed on a portable media device, personal computer or even this cheap and cheerful set-top box from Western Digital: Film atau TV show download dari Internet adalah DRM-bebas, tidak memiliki batasan geografis atau batas file sewenang-wenang dan bisa dinikmati pada perangkat media portabel, komputer pribadi atau bahkan ini murah dan ceria -top box set dari Western Digital:
3. Dalam dunia hal musik yang sedikit lebih baik, karena ukuran file yang lebih kecil memungkinkan file-sharing pada hari-hari koneksi dial-up dan mendapat perhatian industri musik yang lebih cepat. Yet even today the iTunes Music Store still sells files with DRM, and DRM-free storefronts like the excellent 7digital are still subject to the same region/market restrictions imposed by the music industry. Namun, bahkan hari ini iTunes Music Store masih menjual file dengan DRM, dan depan toko-toko bebas DRM seperti yang sangat baik 7digital masih tunduk pada daerah yang sama pembatasan pasar / dipaksakan oleh industri musik. Meanwhile, MP3 search engines can find virtually any song you'd ever want from any artist anywhere in the world. Sementara itu, mesin pencari MP3 dapat menemukan hampir semua lagu yang pernah inginkan dari setiap artis manapun di dunia.
4. If it's starting to sound like I'm excusing theft here it's only because the traditional media companies have fallen so very far behind in delivering what their customers actually want. Jika mulai terdengar seperti aku memaafkan pencurian sini hanya karena media tradisional perusahaan telah jatuh sehingga sangat jauh tertinggal dalam menyampaikan apa yang pelanggan mereka benar-benar inginkan. In fact, their very business model is set up to fail in the digital age. Bahkan, model bisnis yang sangat mereka dibentuk untuk gagal dalam era digital. In his book The Future of the Internet–And How to Stop It Dalam bukunya Masa Depan Internet-Dan Cara Berhenti Ini Jonathan Zittrain scored a telling quote from a movie industry executive: Jonathan Zittrain mencetak kutipan menceritakan dari seorang eksekutif industri film
Sumber : openattitude.com/2010/01/05/file-sharing-piracy-or-activism/
Langganan:
Postingan (Atom)